Rabu, 19 Agustus 2009

Sirup Jahe Membawa Berkah


Bermula dari keprihatinan dengan sejumlah ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan, membawa Sriyani Pranoto mengawali untuk merintis usaha pembuatan sirup jahe sekitar empat bulan silam.
Memang, rencananya pendanaan usaha tersebut akan ditanggung secara bersama. Tapi, mengingat kemampuan finansial ibu-ibu terbatas, akhirnya warga RT 4 RW 4 Bendan Dhuwur, Kecamatan Gajahmungkur itu, bertekad membuka jalan dengan modal seadanya.

Siti Rumiyati (40), salah seorang ibu yang ikut merintis usaha pembuatan sirup jahe, mengungkapkan, ide pembuatan sirup jahe sebenarnya mencuat dari sirup sejenis yang diproduksi PKK Sumowono.

Kebetulan, ada kerabat warga setempat yang memproduksi sirup itu. Muncul pemikiran dari war-ga untuk memproduksi sirup yang sama. Namun, mereka terganjal pada modal usaha, hingga akhirnya Sriyani membuka kesempatan dengan memberikan modal.

"Semua yang bekerja di tempat ini belajar ke Sumowono. Kami sengaja berangkat semua, agar bisa saling mengingatkan saat mempraktikkan pembuatan sirup yang kami pelajari. Sehingga, kepergian kami jauh-jauh ke sana tidak sia-sia," ujar dia.

Penguasaan teknik membuat sirup jahe, imbuh Siti, bukan jaminan untuk bisa langsung memproduksi sirup dengan kualitas yang sama. Pasalnya, mereka masih harus menemukan bahan baku yang tepat. Misalnya saja, jahe yang digunakan. Semula, digunakan jahe gajah yang berukuran besar dan berwarna lebih putih. Namun, mengingat hasilnya yang dirasa kurang pedas, mereka pun beralih menggunakan jahe emprit.

Tak mudah
Pemilihan gula merah sebagai bahan baku juga terhitung tidak mudah. Dia mengisahkan, di mana mereka pernah membatalkan produksi mengingat gula merah yang digunakan tercampur nasi.

Jika tetap dipaksakan, pihaknya takut akan merusak kualitas sirup jahe yang diproduksi. Sebab, campuran tersebut membuat sirup lebih cepat basi.

"Yang paling dijaga, sirup jahe yang kami produksi tidak menggunakan pengawet. Kami hanya mengandalkan pada kualitas gula merah, gula pasir, dan jahe itu sendiri. Di samping sterilisasi botol kaca yang digunakan dan proses pembuatannya, " timpal Sriyani yang menamai produknya dengan Tugu Soeharto.

Karena itu pula, pihaknya tidak berani memberlakukan masa kedaluwarsa yang cukup panjang. Untuk menjaga kualitas produk, dia berpesan kepada konsumen agar tidak membiarkan produk yang sudah dibuka digunakan lebih dari dua minggu. Kecuali, jika sirup jahe disimpan di lemari pendingin.
(Sumber :http://www.wawasandigital.com)

1 komentar:

  1. Makasih infonya , untuk info cara membuat sirup jahe, silahkan lihat di blog saya
    rumputeki.blogspot.com

    BalasHapus

Cantumkan No Hp dan Email Anda